Ads Top

Tempat 'Minum' Eksklusif Bagi Kaum Elite di Batavia pada Zaman Dahulu


Pada abad ke-19, kota Batavia dihuni oleh beberapa kalangan elite yang kebanyakan berasal dari Eropa. Mereka membangun tempat hiburan eksklusif, yang hanya boleh dimasuki oleh kalangan mereka. Berbeda dari tempat hiburan lainnya, tempat ini juga menyediakan perpustakaan dan meja baca, dengan banyak buku dan jurnal.

Tempat hiburan ini dinamakan societeit atau klub, berupa gedung yang menyediakan minuman keras dan hidangan ala Eropa. Terdapat juga meja kartu dan biliar. Gedung ini hanya dapat dimasuki oleh anggota klub yang sudah terdaftar. Acara yang diadakan di dalam gedung societeit kerap diberitakan di dalam surat kabar.

Terdapat dua klub di Batavia, societeit De Harmonie dan Concordia. De Harmonie kemudian dibangun di kota besar lainnya, yang mana terdapat banyak masyarakat Eropa. Sedangkan Concordia, merupakan societeit khusus bagi militer. Anggotanya kebanyakan berasal dari garnisun-garnisun militer di Batavia, tetapi akhirnya dibuka juga untuk umum.

Dinamakan De Harmonie karena societeit tersebut terletak di area Tugu Harmoni, Jakarta Pusat. Di lokasinya yang dahulu, saat ini telah berdiri gedung Kementerian Sekretariat Negara RI. Lalu Concordia terletak di lokasi, yang saat ini, telah berdiri gedung Kementerian Keuangan RI.

Mengutip dari jurnal Pusat Hiburan Kaum Elit Eropa di Batavia Abad Ke-19, pembangunan societeit De Harmonie telah dimulai oleh Reinier de Klerk pada abad ke-18. Kemudian dilanjut oleh Janssens, lalu Marsekal Daendels, dan diselesaikan oleh Thomas Stanford Raffles pada abad ke-19.

Pub dan klub malam di Batavia ada banyak. Tercatat pada 1777 terdapat 102 pub di kota Batavia dan sekitarnya. Namun, di lokasi pub tersebut sering terjadi perkelahian.

Kalangan atas masyarakat Batavia kemudian memiliki sebuah gagasan untuk membangun gedung perkumpulan, yang hanya diperuntukkan bagi mereka. Gagasan ini bertujuan agar kalangan atas dapat menikmati waktu berkumpul, tanpa harus berinteraksi dengan kalangan bawah di kedai minum pinggir jalan.

Penulis studi ini, Yasmin Artyas menjelaskan bahwa, gedung tersebut sekaligus merupakan pusat budaya bagi masyarakat Eropa di Batavia. Selain menjadi tempat hiburan, De Harmonie dibangun dengan tujuan agar masyarakat Belanda yang berada di timur Hindia tidak melupakan negara asal mereka.

Yasmin menuturkan bahwa, Reinier de Klerk menyebut societeit De Harmonie sebagai “tempat yang layak untuk mengadakan pertemuan umum, yang dapat menyatukan pelaut terhormat, dan kesempatan untuk mendapatkan jodoh yang baik”.

Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Reinier de Klerk (1777-1780), dia membangun societeit De Harmonie yang lama di Buiten Nieuwpoorstraat (Jalan Pintu Besar Selatan), beserta lapangan golf dan taman besar di dalamnya.

Gedung societeit De Harmoine yang baru dibangun di Weltevreden. Gedung ini dinilai Societeit de Harmonie dianggap klub paling elite se-Asia, dan pembangunannya menghabiskan biaya yang cukup besar. Karena kepopulerannya, hampir setiap kota besar memiliki cabang Societeit de Harmonie, tetapi dalam skala atau ukuran bangunan yang lebih kecil.

Tidak ada satu pun pribumi yang pernah memasuki gedung societeit de Harmonie di Weltevreden. “Petinggi Belanda kebanyakan mengambil nyai dari pribumi, tetapi nyai tersebut tidak diajak masuk ke dalam societeit karena gedung ini eksklusif, hanya diperuntukkan bagi orang Belanda,” terang Yasmin.

Segmentasi pengunjung Societeit de Harmoine yaitu pejabat Eropa dan orang terpandang. Tidak sembarang orang kalangan atas dapat memasuki societeit. Mereka harus mendaftarkan diri dahulu dan membayar sejumlah uang untuk menjadi anggota, agar dapat masuk ke gedung tersebut.

“Syarat untuk menjadi anggota societeit, orang tersebut haruslah berusia 18 tahun ke atas,” jelas Yasmin. “Harus mengajukan permohonan ke dewan perkumpulan, memberikan nama jelas, pekerjaan, dan tempat tinggal. Kemudian akan dipertimbangkan oleh dewan perkumpulan selama 14 hari atas kelayakannya.”

Societeit kerap mengadakan berbagai acara tahunan. Mulai dari pesta dansa, pameran seni, pertunjukan orkestra, juga makan malam. Selain itu, mereka juga mengadakan pelelangan buku.

Tiap anggota societeit harus membayar kepada klub tiap bulannya. Mereka pun wajib menghadiri acara yang diselenggarakan. Apabila anggotanya absen sebanyak 5 kali pada pameran, misalnya, dia akan didenda sebanyak 2,5 gulden.

Buku yang dilelang meliputi koleksi besar dengan tema pendidikan, bahasa dan undang-undang, sastra, sejarah Hindia Belanda. Mereka juga melelang koleksi buku matematika, fisika, dan arsitektur. Tersedia pula koleksi majalah dan novel dari tahun 1889. Koleksi yang dilelang dapat dilihat pada katalog yang disediakan secara gratis.





 

No comments:

Powered by Blogger.