Bakteri Raksasa, Thiomargarita magnifica Bisa Dilihat Tanpa Mikroskop
Berbeda dari bakteri lainnya, spesies yang disebut Thiomargarita magnifica ini dapat dilihat dengan mata telanjang. Bakteri yang ditemukan pada daun di perairan rawa bakau di Guadeloupe, Lesser Antilles, Karibia, itu memiliki panjang mencapai satu sentimeter. Karena ukurannya inilah, Thiomargarita magnifica dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop.
Dilansir dari Daily Mail, bakteri ini menantang pandangan umum tentang ukuran sel bakteri dan asumsi bahwa mikroba hanya terlihat di bawah mikroskrop. Ahli biologi kelautan di Lawrence Berkeley National Laboratory, California, Jean-Marie Volland mengatakan bahwa Thiomargarita magnifica 5.000 kali lebih besar dari kebanyakan bakteri.
“Sebagai konteks, itu akan seperti manusia yang bertemu dengan manusia lain setinggi Gunung Everest. Kami tahu bahwa itu tumbuh dan berkembang di atas sedimen ekosistem bakau di Karibia,” kata Jean-Marie Volland.
“Dalam hal metabolisme, ia (Thiomargarita magnifica) melakukan kemosintesis, yang merupakan proses analog dengan fotosintesis untuk tanaman,” lanjutnya.
Organisme ini awalnya ditemukan pada tahun 2009 oleh Olivier Gros dari Universitas Antillen Prancis di Pointe-Ã -Pitre, Guadeloupe. Akan tetapi penemuan kala itu tidak menarik banyak perhatian—karena ukurannya, Gros mengira itu adalah jamur.
Gros dan peneliti lain membutuhkan waktu lima tahun untuk mengetahui bahwa spesies tersebut sebenarnya adalah bakteri. Studi telah diterbitkan di jurnal Science dengan judul "A centimeter-long bacterium with DNA contained in metabolically active, membrane-bound organelles" pada 23 Juni 2022.
“Ketika saya melihat mereka, saya berpikir, 'aneh'. Pada awalnya saya pikir itu hanya sesuatu yang aneh, beberapa filamen putih yang perlu dilekatkan pada sesuatu di sedimen seperti daun,” ujar Olivier Gros.
Jean-Marie Volland mengambil tantangan untuk menunjukkan organisme dalam tiga dimensi dan pada perbesaran yang relatif tinggi. Menggunakan berbagai teknik mikroskopi, seperti hard x-ray tomography, ia memvisualisasikan seluruh filamen hingga panjang 9,66 milimeter.
Lebih lanjut, T. magnifica adalah prokariota pengoksidasi belerang. Artinya ia memperoleh energi dari oksidasi senyawa belerang. Silvina Gonzalez-Rizzo, seorang profesor biologi molekuler di Université des Antilles yang terlibat dalam studi melakukan pengurutan gen untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan prokariota.
Menurutnya, Thiomargarita magnifica termasuk dalam eukariota. Sang ahli tidak mengira temuan ini adalah bakteri karena ukurannya yang besar dengan banyak filamen.
“Kami menyadari mereka unik karena terlihat seperti sel tunggal. Fakta bahwa mereka adalah mikroba ‘makro’ sangat menarik. (Kami menyebutnya) magnifica karena magnus dalam bahasa Latin berarti besar dan menurut saya itu indah seperti kata Prancis magnifique,” jelasnya.
Sementara itu, spesies lain dalam genus Thiomargarita bernama Thiomargarita namibiensis sebelumnya merupakan bakteri terbesar yang diketahui. Spesies ini ditemukan di sedimen laut landas kontinen Namibia, dikatakan mencapai hingga 0,75 milimeter.
Pertanyaan mengapa Thiomargarita magnifica begitu besar, para peneliti tidak begitu yakin. Namun diperkirakan tidak mungkin bahwa T. magnifica mewakili batas atas ukuran sel bakteri.
Para penulis pun menyimpulkan penemuan T. magnifica menunjukkan bahwa bakteri besar dan lebih kompleks mungkin bersembunyi di depan mata. Para peneliti berharap membudidayakan bakteri di laboratorium sebagai cara untuk mempelajari lebih lanjut tentang spesies tersebut.
“Bakteri dapat beradaptasi tanpa henti dan selalu mengejutkan dan tidak boleh diremehkan. Mengapa organisme ini harus begitu besar adalah masalah lain yang sama-sama menarik,” kata Petra Anne Levin, ahli biologi di Universitas Washington di St. Louis.
Levin yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa bakteri sering didefinisikan sebagai mikrob—organisme mikroskopis. Penemuan Thiomargarita magnifica menunjukkan bahwa definisi ini harus dihindari, karena bakteri tidak ditentukan oleh ukurannya.
No comments: