Benarkah Batu Ukir Ini Mampu Ungkap Misteri Koloni yang Hilang?
Para ilmuwan berencana meneliti kembali batu ukir yang dipercaya menjadi kunci dari misteri “koloni yang hilang” di Pulau Roanoke, Carolina Utara, Amerika Serikat.
Disebut sebagai “kasus terdingin dalam sejarah Amerika”, hilangnya 100 imigran Inggris di Roanoke pada abad ke-16, telah lama membuat bingung para sejarawan. Misteri tersebut belum terpecahkan hingga saat ini.
Para imigran, termasuk wanita dan anak-anak, sampai di pulau Roanoke pada 1587 untuk membangun pemukiman Inggris pertama di Amerika. Namun, pada 1590, mereka tidak dapat ditemukan di mana pun. Ini memicu spekulasi yang mengatakan bahwa koloni tersebut telah menghilang secara misterius.
Satu-satunya petunjuk yang tertinggal adalah kata “Crotoan” dan “Cro” yang diukir pada pintu benteng dan sebatang pohon yang berada di dekatnya. Petunjuk ini memicu teori bahwa para penduduk melarikan diri 50 mil ke selatan Pulau Hatteras, yang kemudian dikenal dengan nama Pulau Croatoan.
Belum terbukti kebenaran teori tersebut, pada 1937, ditemukan batu ukir dengan berat 9 kilogram di pesisir Carolina Utara. Awalnya, batu tersebut dibawa ke Departemen Sejarah Universitas Emory, namun pada akhirnya menjadi hak milik Universitas Brenau.
Pada batu tersebut, terdapat pesan dari salah satu pendatang, Eleanor White Dare, kepada ayahnya, John White yang menjabat sebagai pemimpin koloni.
Pada 1587, White kembali ke Inggris untuk meminta bantuan. Namun, saat ia datang lagi ke Roanoke, tiga tahun kemudian, White tidak bisa menemukan satu pun penduduk di sana. Termasuk anaknya dan cucu perempuannya yang baru lahir, Virginia Dare.
Di atas batu, terukir: “Virginia Went Hence Unto Heaven 1591”, “Father Soone After You Goe for England Wee Cam Hither”, di baliknya terdapat tulisan: “Onlie Misarie & Warre”. Melalui pesan tersebut, Eleanor mengatakan kepada sang ayah bahwa suami dan anaknya telah mati dibunuh. Begitu pula dengan setengah koloni Roanoke lainnya. Sementara, tujuh orang penduduk dijadikan tawanan.
Turis yang menemukan batu tersebut mengatakan, ia melihatnya sekitar 50 mil dari pedalaman Pulau Roanoke. Ini sesuai dengan tulisan pada gerbang benteng dan pohon yang menyatakan bahwa penduduk telah berencana untuk pindah “50 mil ke arah utara”.
Meskipun dianggap sebagai penemuan penting, namun banyak orang yang mempertanyakan keaslian batu-batu ukir yang muncul dan dibeli Universitas Brenau.
Namun, Eric Doehne, konservator seni mengatakan, adanya teknologi baru untuk menemukan elemen jejak dan isotop, serta fotografi ultraviolet dan multispektral, dapat membuka kunci rahasia batu ukir misterius tersebut.
Pihak Brenau pun tetap berencana melakukan studi komprehensif pada artefak itu, meski banyak orang yang skeptis terhadapnya.
No comments: