Sains Terbaru Ungkap Penemu Benua Antarktika Bukanlah Orang Barat
Sebuah studi sains terbaru menyebutkan bahwa manusia pertama yang menemukan benua Antarktika bukanlah para pelaut Barat. Menurut studi ini, penemu Antarktika adalah orang Polinesia yang menemukan benua terdingin di bumi tersebut 1.400 tahun yang lalu.
Dalam studi ini, para peneliti di Selandia Baru mempelajari sejarah lisan tentang seorang penjelajah Polinesia yang memata-matai sebuah benua pegunungan es yang tak tersentuh matahari. Untuk menemukan buktinya, mereka menyaring "sastra abu-abu," atau laporan sejarah yang tidak diterbitkan dalam jurnal peer-review, dan mengintegrasikannya dengan sejarah lisan dan karya seni pribumi Polinesia.
Penyelaman mendalam ke dalam sejarah pribumi tersebut mengungkapkan bahwa orang-orang Polinesia kemungkinan telah menemukan benua paling selatan itu lebih dari satu abad sebelum orang-orang Barat pertama kali melihatnya pada tahun 1820 seperti yang tercantum dalam sebagian besar laporan bersejarah.
"Hubungan orang-orang Māori (dan Polinesia) ke Antarktika dan perairannya telah menjadi bagian dari kisah Antarktika sejak sekitar abad ketujuh," tulis para peneliti dalam laporan studi tersebut, seperti dilansir Live Science.
Setelah orang-orang Barat pertama kali mencapai Antartika pada abad ke-19, segelintir orang Māori bergabung dalam pelayaran mereka sebagai awak kapal dan bahkan profesional medis, beber para peneliti.
Orang-orang Yunani kuno berteori bahwa Antartika ada karena benua yang lebih rendah kemungkinan akan diperlukan untuk menyeimbangkan Kutub Utara di Belahan Bumi Utara. Orang-orang Yunani menamakan benua hipotetis ini "Antarktikos," atau tanah yang "berlawanan dengan Arktos," konstelasi berbentuk beruang (Ursa Major dan Ursa Minor) di utara.
Para penjelajah samudra, terutama pada Zaman Eksplorasi selama tahun 1400-an hingga 1600-an, telah mencoba untuk menemukan Antarktika, termasuk Kapten James Cook pada 1700-an. Namun tidak ada yang berhasil.
Menurut sebagian besar buku sejarah, Antarktika pertama kali terlihat pada tahun 1820, meskipun tidak jelas siapa yang pertama kali melihatnya. Itu bisa saja seorang perwira di Angkatan Laut Kekaisaran Rusia, seorang perwira di Angkatan Laut Kerajaan Inggris atau seorang kapten Angkatan Laut Amerika, menurut Encyclopedia Britannica.
Namun, menurut studi baru yang laporannya telah diterbitkan secara online pada 6 Juni 2021 di Journal of Royal Society of New Zealand ini, orang-orang Barat ini hanyalah pendatang baru.
Menurut sejarah lisan berusia 1.300 tahun dari kelompok-kelompok Māori yang berbeda, penjelajah Polinesia Hui Te Rangiora yang juga dikenal sebagai i Te Rangiora dan para krunya telah lebih dulu berlayar ke perairan Antarktika di atas kapal Te Ivi o Atea. Akademisi yang mempelajari banyak sejarah lisan pribumi Polinesia dalam studi ini adalah Priscilla Wehi, ahli biologi konservasi di University of Otago di Selandia Baru, dan rekan-rekan penelitinya.
"Dalam beberapa narasi, Hui Te Rangiora dan krunya terus ke selatan. Jauh ke selatan," tulis para peneliti tersebut dalam laporan studi mereka. "Dengan melakukan itu, mereka kemungkinan adalah manusia pertama yang melihat perairan Antarktika dan mungkin benua itu juga."
Jika tahun pelayaran itu adalah benar pada 600-an Masehi, berarti penjelajah pribumi dari Polinesia telah menemukan Antarktika lebih dulu bahkan sebelum suku Māori tiba di Selandia Baru antara tahun 1200 dan 1300, catat para peneliti. Pada saat itu, nenek moyang suku Māori itu tinggal di Polinesia.
Jadi, 1.200 tahun sebelum orang-orang Barat dilaporkan telah melihat Antarktika pada 1820, orang-orang pribumi dari Polinesia telah menemukan benua beku tersebut lebih dulu.
No comments: