Ads Top

Ilmuwan Klaim Temukan 234 Peradaban Extra-Terrestrial


Dua astronom dari Universitas Laval di Quebec Kanada mengklaim, telah menemukan 234 peradaban asing atau Extra Terrestrial (ET) dalam pengamatan mereka hanya selama satu minggu.

Riset yang baru saja dirilis ke publik ini, sebenarnya sudah dilakukan beberapa tahun lalu yaitu pada tahun 2012 silam dengan menggunakan teleskop laser Sloan Digital Sky Survey (SDSS). Teleskop canggih itu berteknologi major multi-filter imaging and spectroscopic redshift survey yang berlokasi di  Apache Point Observatory, New Mexico, AS.

Dilansir Iflscience, pada Rabu (26/10/2016) silam, Ermanno Borra dan Eric Trottier telah menganalisa lebih dari 2,5 juta bintang dan galaksi dengan cara meneliti secara sangat detail mengenai keberadaan denyut-denyut cahaya yang dipancarkan secara berkala dari luar angkasa.

ermanno-f-borra-left-and-denis-brousseau-right

Ermanno F. Borra (kiri) and Denis Brousseau (kanan)

Dan pada akhir penelitiannya, mereka telah menemukan sebanyak 234 bintang yang mirip dengan ukuran Matahari dari “hanya” sekitar 2,2 milyar bintang di jagat raya.

Keduanya pun percaya, peradaban Extra Terrestrial atau lebih sering disebut juga secara awam sebagai Alien, berada di belakang sinyal-sinyal tersebut.

Mereka juga mengklaim, bahwa bisa jadi Alien atau Extra Terrestrial ini memang menggunakan cahaya laser dalam berkomunikasi antar bintang di luar sana.

Mengenai analisis denyut cahaya, peneliti melakukan secara hati-hati karena cahaya itu super cepat, kurang dari setengah detik, yang kemungkinan bisa dihasilkan dari makhluk luar angkasa beritelegensia atau Extraterrestrial Intelligence (ETI).

Mereka mengacu dari publikasi sebelumnya oleh Astronomical Society di Pasifik, yang menyatakan bahwa mereka membuang setiap penjelasan lain, seperti efek instrumental, rotasi molekul, denyutan bintang yang cepat dan denyutan kimia aneh.

A portion of the 234 stars that are sources of the pulsed ETI-like signal. Note that all the stars are in the narrow spectral range F2 to K1, very similar to our own Sun. (Image: Ermanno F. Borra and Eric Trottier)

A portion of the 234 stars that are sources of the pulsed ETI-like signal. Note that all the stars are in the narrow spectral range F2 to K1, very similar to our own Sun. (Image: Ermanno F. Borra and Eric Trottier)

This graph shows the number of detected signals by Spectral Type of star. A portion of the 234 stars that are sources of the pulsed ETI-like signal. Note that all the stars are in the narrow spectral range F2 to K1, very similar to our own sun. (Credit: Image: Ermanno F. Borra and Eric Trottier)

This graph shows the number of detected signals by Spectral Type of star. A portion of the 234 stars that are sources of the pulsed ETI-like signal. Note that all the stars are in the narrow spectral range F2 to K1, very similar to our own sun. (Credit: Image: Ermanno F. Borra and Eric Trottier)

Ermanno Borra menyakini bahwa peradaban luar bumi mungkin menggunakan laser sebagai sarana komunikasi antar bintang. Jika suatu peradaban ET menembak laser ke arah Bumi seperti lampu sorot, maka kita akan melihat semburan periodik cahaya yang tersembunyi dalam spektrum dari matahari (bintang) mereka.

Namun, walau cahaya dalam spektrum dari matahari dalam sistim tata surya mereka itu sangat-sangat cepat, tetapi analisis matematis kita tetap bisa mendeteksi dan menemukannya.

“Kami menemukan bahwa sinyal terdeteksi persis sama seperti sinyal ETI, diprediksi dalam publikasi sebelumnya. Adalah fakta bahwa mereka hanya ditemukan pada sebagian kecil dari spektral bintang, berpusat di dekat jenis spektral Matahari juga sesuai dengan hipotesis ETI,” jelas keduanya menuliskan.

Stephen Hawking pun mendukung proyek terobosan dua ilmuwan tersebut. Hawking dikabarkan akan melakukan tindak lanjut pengamatan dari 234 bintang itu.

An engineer tests the adjustment of the Sloan Digital Sky Survey’s primary mirror. (pict: AP)

An engineer tests the adjustment of the Sloan Digital Sky Survey’s primary mirror. (pict: AP)

Alien Kirim Sinyal Energi Misterius ke Bumi?

Sementara itu, beberapa peneliti lainnya dari Montreal Kanada telah mendeteksi adanya ‘ledakan energi’ misterius dengan menggunakan teleskop radio bertenaga tinggi Green Bank Telescope, di West Virginia, Amerika Serikat.

Teleskop canggih tersebut sebenarnya difungsikan untuk memantau bintang. Ledakan gelombang radio ini disimpulkan sementara berasal dari Extra Terrestrial atau makhluk asing (alien) di luar angkasa.

“Enam denyut gelombang radio berhasil dicegat, yang berasal dari konstelasi Auriga, masing-masing berlangsung hanya beberapa milidetik,” kata para peneliti seperti dilansir Mirror, Rabu 28 Desember 2016 lalu.

Ledakan radio cepat biasanya disebut para ilmuwan sebagai Fast Radio Burst (FSB). Ternyata, enam gelombang radio itu bukan pertama kalinya terdeteksi oleh Green Bank Telescope. FBS itu juga pernah dideteksi sebanyak 11 kali dari lokasi yang sama.

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/e/e4/Green_Bank_100m_diameter_Radio_Telescope.jpg/640px-Green_Bank_100m_diameter_Radio_Telescope.jpg

The Robert C. Byrd Green Bank Radio Telescope (GBT) has a collecting area of 2.3 acres (0.93 ha) which focuses the radio waves falling on it onto sensitive receivers at the top of the boom attached to the side. (wikimedia)

Sama seperti Ermanno Borra dan Eric Trottier, para astrobiologi, astrofisika, astronom dan ilmuwan lainnya ini tidak mengesampingkan kemungkinan sinyal tersebut berasal dari makhluk beritelegensia dari luar angkasa.

Namun demikian, peneliti mengatakan fenomena itu lebih mungkin merupakan jilatan api Matahari dari bintang muda.

Untuk menganalisis lebih lanjut, apakah benar gelombang berasal dari Extra Terrestrial, tim ilmuwan menyerahkan ‘barang bukti’ kepada SETI (Search for Extra-Terrestrial Intelligence Institute).

Dugaan yang sama juga dilontarkan oleh SETI. Seorang astronom senior SETI, Seth Shostak, mengatakan, kemungkinan enam gelombang radio tersebut memang berasal dari makhluk luar angkasa atau Extra Terrestrial.

“Meskipun demikian, kami harus memeriksa semua kemungkinan yang wajar, mengingat pentingnya subjek,” ujar dia. Hingga kedepannya, para ilmuwan lain juga akan ikut meneliti fenomena yang tadinya tidak disadari oleh peradaban Bumi ini. (editor: IndoCropCircles.com / dari berbagai sumber)

No comments:

Powered by Blogger.