Ads Top

 Yeti atau Manusia Salju adalah sejenis primata besar yang menyerupai manusia yang menghuni wilayah pegunungan Himalaya di Nepal dan Tibet. Nama Yeti dan Meh-Teh umummnya digunakan secara luas oleh masyarakat di wilayah tersebut, dan dianggap sebagai kisah sejarah dan mitos yang masih misterius. Orang-orang Nepal juga menyebutnya Bonmanche yang berarti "manusia liar" atau "Kanchanjunga rachyyas" yang berarti "Iblis Kanchanjunga.


Sebuah makhluk mirip kera besar hominid yang diyakini tinggal di hutan dan gunung di Nepal dan Tibet. Untuk penduduk setempat Yeti adalah makhluk spiritual tapi untuk cryptozoologists itu adalah salah satu yang paling menjanjikan dari semua misteri cryptozoological dan tentunya salah satu yang paling terkenal.

Laporan dan penampakan
Seperti Bigfoot di Amerika Utara Yeti di gambarkan memiliki tinggi 10-12 kaki, mirip hewan kera tertutup bulu. Ada berbagai penampakan selama bertahun-tahun, beberapa dari pendaki gunung Gunung Everest. Kolonel Howard-Kubur dan Mayor Alan Cameron keduanya berekspedisi dan melaporkan melihat Yeti selama mereka mendaki di tahun 1920-an. Ada juga laporan dan foto-foto jejak kaki Yeti dugaan yang telah ditemukan di mil salju terbuka. Beberapa ekspedisi terakhir ke Tibet dan Nepal telah mencoba untuk menemukan bukti untuk makhluk itu tidak ada tetapi untuk saat ini telah berhasil.

Seperti dengan Amerika Utara Bigfoot hanya tubuh fisik akan pernah memuaskan ilmu pengetahuan. Meskipun ada foto, dan gips jejak kaki dan jejak lain dari makhluk besar di hutan Himalaya dingin Yeti tetap untuk saat ini sebuah misteri abadi panjang.

Baru-bau ini sebuah tim gabungan peniliti Swiss dan Inggris, akan menyelidiki keberadaan makhluk mitos asal Himalaya, monyet besar, Yeti.

Mereka akan memulai penyelidikan dengan melakukan test DNA terhadap sebuah jasad yang diduga merupakan milik seekor Yeti.

Test DNA tersebut, meliputi pemeriksaan sampel rambut, tulang dan benda-benda lain dari jasad yang ditemukan seorang ahli biologi asal Swiss. Menggunakan teknologi mutahir, para ilmuwan itu akan melakukan pendekatan sistematis dalam penelitian genetis. Hasil dari penelitian itu nantinya akan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah.

"Sebelumnya, sudah pernah dilakukan tes DNA terhadap apa yang diduga sebagai yeti dan makhluk lainnya. Namun sejak itu teknik penelitian, khususnya pada rambut, telah bertambah maju," ujar Profesor Bryan Sykes, pakar genetika dari Universitas Oxford, seperti dikutip dari BBC, Rabu (23/5/2012).

Bryan yang merupakan pemimpin dari proyek penelitian tersebut, menilai dengan menggunakan metode penelitian moderen diharapkan mampu mendapatkan hasil yang sahih dari contoh rambut.

No comments:

Powered by Blogger.